Apa yang saya jalani selama ini mungkin bagi beberapa orang tidak masuk akal, atau bahkan mengada-ada. Tapi, saya benar-benar merasakanya. Di saat kesulitan mendera, atau keuangan tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, saya menggunakan cara sedekah untuk mengatasi hal itu. Hasilnya, di luar dugaan.
Segala permasalahan yang terasa sulit bisa teratasi dan ada saja jalan keluarnya. Rahasia sedekah benar-benar nyata ada.
Dalam soal berbagi, saya sangat terinspirasi sekali dengan perkataan ustadz Yusuf Mansur. Makanya, ketika ada program pengumpulan barang perabot bekas berkualitas yang digagas YDSF beberapa waktu lalu saya ikut. Dari situlah, untuk kesekian kalinya rahasia kebesaran Allah saya jumpai lagi. Setelah ikut program itu, saya mendapat kemudahan rezeki yang sebelumnya tidak saya kira. Alhamdulillah.
Saya bersyukur, Allah memberikan kemudahan dan rezekinya kepada kami. Namun demikian, saya yakin apa yang saya terima ini hanyalah ujian semata. Rezeki ini amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Makanya, agar harta ini semakin bersih dan tidak mendatangkan musibah perlu untuk disisihkan bagi saudara kita yang membutuhkan.
Meniru Kebiasaan Keluarga
Lahir di keluarga besar, delapan bersaudara di sebuah desa di Kabupaten Ponorogo. Masih ingat, saat usia SD saya sering menyaksikan bude (saudara tua ayah) saya, membagi-bagikan makanan kepada kami dan tetangga-tetangga lainnya. Peristiwa itu berulang-ulang saya lihat hingga tak terlupakan sampai sekarang. Dan kebiasaan-kebiasaan itulah yang kemudian terbawa pada diri saya. Bahkan, dalam keluarga saya sekarang juga meniru kebiasaan itu.
Saya juga ingat sekali satu kisah yang hampir serupa dengan yang saya alami. Dalam kisah itu diceritakan ada seorang wanita yang punya penghasilan Rp 600 ribu perbulan yang harus ia gunakan untuk mencukupi kebutuhan. Tapi uang itu ternyata tidak cukup. Malahan, untuk membeli susu anak kecilnya tidak bisa lagi. Di tengah kebingungan itu, wanita itu menyedekahkan uangnya itu dan mengikuti suatu pelatihan. Dari situlah rezeki itu datang. Saat mengikuti pelatihan tersebut ia mendapat kupon dengan hadiah susu bayi gratis selama setahun.
Mendengar cerita itu, saya langsung berpikir, kenapa saya tidak bisa melakukan hal serupa. Padahal, kondisi ekonomi saya juga sama dengan dia. Saya pun menirunya. Subhanallah, benar adanya. Allah Mahatahu kondisi hamba-Nya. Hingga merasa tak bisa lepas dari berbagi. Apa yang bisa saya lakukan menjadikan hidup ini lebih qonaah. Terasa ringan menerima segala kekurangan dan kelebihan. Karena saya yakin, Allah akan memberikan keluasan kalau kita mau membantu sesamanya. Sumber: suarasurabaya.net
